Ini Bedanya Rapid Tes, Antigen, dan Swab PCR
avitaliahealth.com - Hampir sudah genap satu tahun Virus Corona COVID 19 menyebar di dunia dari Desember 2019 hingga 2020.
Dari perjalanan waktu itu, sudah banyak upaya dilakukan untuk mendeteksi virus tersebut secara dini, mulai dari screening awal, deteksi suhu badan, riwayat perjalanan, hingga pada pemeriksaan sampel untuk pemeriksaan Laboratorium.
Untuk mengetahui orang itu terjangkit virus atau tidak, sebuah pemeriksaan yang pasti dilakukan adalah dengan hasil laboratorium yang mengambil dari beberapa bagian tubuh manusia yang menjadi sampelnya.
Cek Laboratoriusm tersebut saat ini sudah dikenal dengan tiga jenis pemeriksaannya yaitu dengan Cek Rapid test Antibodi, Rapid (Swab) Antigen, dasn Swab PCR.
Nah sebagai orang awam mungkin kita tak mengenal betul dengan pemeriksaan itu, dan apa yang membedakannya. Namun mungkin kita perlu kita ketahui, secara ringan saja apa yang membedakan pemeriksaan pemeriksaan tersebut agar kita tak salah mengerti.
Pengertian dan Perbedaan Rapid Test, Antigen, dan Swab PCR
1. Rapid Test (Anti Body -IgG-IgM)
Rapid Test ini biasa disebut dengan Rapid Test Anti Bodi, karena tes lab ini memeriksa keberadaan Virus COVID-19 dengan cara kerja Anti Bodi yang dihasilkan dalam tubuh seseorang.
Durasi waktu untuk memeperolah hasilnya pun lebih simpel dan paling cepar dari 2 pemeriksaan yang lainnya Antigen dan Swab PCR.
Dan bila dilihat dari biayanya, Rapid Test Antibodi ini terbilang paling murah bila dibandingkan dengan kedua pemeriksaan lainnya. Batas tarif tertinggi pada harga Rp. 150.000
Tes ini dilakukan dengan pengambilan sampel berupa darah yang diambil dari ujung jari ataupun diambil dari lengan.
Rapid test ini memang terkesan kurang begitu akurat, karena hasil yang didapat harus dikonfirmasi ulang dengan hasil swab PCR.
Karena waktu pengambilan yang kurang tepat juga bisa mempengaruhi (anti body terbentuk setelah 6 hari), jika diambil sebelum diambil setelah terjangkitnya virus biasanya hasilnya belum kelihatan (Negatif).
Juga bila ada kelainan antibodi pun bisa mempengaruhi tingkat keakuasiannya,, selain itu juga ada virus-virus tertentu yang bisa mengecoh yang bisa terditeksi positif namun sebenarnya bukan seperti visur Demam berdarah.
Jadi hasil yang positif di Rapid tes anti bodi belum tentu posotif terkena COVID 19 namun memiliki peluang lebih besar untuk terinfeksi, oleh karena itu perlu dipertegas dengan pemeriksaan swab PCR.
2. Rapid Swab Antigen.
Mungkin melihat judulnya bingung ya? Rapid apa swab sih ini... dan jawabannya adalah kedua-duanya benar ini memang rapid karena rapid digunakan untuk istilah pengerjaan hasil yang lebih cepat, sedangkan Swab adalah istilah yang digunakan cara pengambilan sampelnya yaitu dengan cara swab (seperti mengepel atau mengorek atau mengusap).
Sampel yang diambil adalah berupa lendir dari hidung dengancara swab. dan hasilnya bisa didapatkan juga dalam hitungan jam saja. Waktunya lebih lama dari rapid anti bodi, dan lebih cepat dari Swab PCR.
Waktu pemeriksaan bisa memakan waktu dalam hitungan jam lebih lama dari Rapit test anti body, kurang lebih kisaran paling cepat adalah 30 menit sampai satu jam.
Tingkat Akurasinya lebih tinggi dari Rapid test anti bodi, namun masih di bawah PCR.
Dan begitu juga harganya lebih mahal dari Rapid test anti bodi, dan lebih murah dari PCR. Batas tarif tertinggi pada harga Rp. 250.000
Pemeriksaan Rapid Swab antigen ini yang di tes adalah Antigennya yaitu molekul yang mampu merangsang respon daya tahan tubuh.
Molekul tersebut dapat berupa protein, polisakarida, asam nukleat, dan lipid. Untuk tiap antigennya memiliki fitur permukaan berbeda yang dikenali sistem imun.
Pada virus COVID 19 memiliki antigen berupa protein nukleokapsid.
Dengan Pemeriksaan Rapid Swab Antigen ini akan mendeteksi keberadaan protein tersebut.
Pemeriksaan ini bisa dibilang bisa dibilang akurasinya lebih tingggi dari pemeriksaan Anti bodi, namun tetap saja masih ada kekurangan jika dibandingkan dengan swab PCR.
Pemeriksaan Swab antigen ini bisa dibilang kurang sensitiif bila dibandingakn dengan PCR test.
Test ini tes ini hanya efektif mendeteksi infeksi ketika jumlah virus dalam tubuh cukup tinggi. Jika virusnya tidak tinggi dan hanya kisaran CT (cycle threshold) valuenya di atas 25 atau di atas 30, antigen itu bisa akan negatif (menurut ahli patologi klinis dari RS Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya dr Thyrza Laudamy Darmadi SpPK dikutip dari health.detik.com)
3. Swab PCR test
Pemeriksaan RT-PCR atau Real Time Polymerase Chain Reaction merupakan pemeriksaan yang memiliki akurasi paling tinggi (80-90%) dengan biaya yang cukup mahal.
Batas tarif tertinggi saat ini dibatasi pada harga Rp. 900.000 per satu kali pemeriksaana atau per test.
PCR ini cara penggambilannya yaitu menggunakan metode swab yang dilakukan pada hidung, saluran antara hidung dan tenggorokan (nasofaring), atau saluran antara mulut dan tenggorokan (orofaring)
Waktu yang diperlukan memang memiliki durasi paling lama dari kedua pemeriksaan sebelumnya, yaitu paling cepat sekitar 1 hari. Bahkan jika sampel yang diperiksa banyak dan mengantri, bisa mencapai 1 minggu untuk menunggu hasilnya tersebut.
Tes Swab PCR cara kerjanya yaitu memeriksa langsung Virus keberadaan Virus Corona tersebut. Tes ini mendeteksi keberadaan materi genetik yang ada di dalam setiap makhluk hidup, termasuk virus dan bakteri.